Minggu, 19 Mei 2013

Pakan Ikan (Pelet) dari Eceng gondok

PEMBUATAN PAKAN IKAN (PELET) DARI ECENG GONDOK


Kebutuhan masyarakat terhadap protein hewani makin meningkat, disertai dengan kesadaran masyarakat untuk mengonsumsi daging ikan pun semakain tinggi. Dua tahun sudah saya meninggalkan kampus tercinta Universitas Riau (UNRI), dan memulai usaha dibidang perikanan yaitu budidaya ikan nila (Oreochromis niloticus) dengan hasil yang sangat memuaskan, hal itu bukan dilihat dari berapa omset yang saya peroleh melaikan besarnya minat masyarakat setempat untuk mengonsumsi ikan segar.
Selain saya sendiri disekitar lingkungan tinggal saya sudah banyak masyarakat yang membudidayakan beberapa jenis ikan, seperti nila, ikan mas, dan semah. Dengan system konvensional atau pun dengan penerapan teknologi budidaya kolam air deras, dan keramba jaring apung (KJA). Hasil yang diperoleh oleh petani ikan setempat cukup menjanjikan. Namun sungguh disayangkan tingginya harga pakan buatan (Pabrikan) yang dijual dipasaran sering menimbulkan permasalahan tersendiri bagi petani ikan tersebut, dengan kisaran harga per zak Rp. 335.000 hingga Rp. 450.000, dimana hal ini menyebabkan masa panen ikan menjadi lebih lama karena petani jadi ngirit dalam pemberian pakan, dan automatis menyebabkan coss produk menjadi tinggi, sedangkan harga per kilo gram ikan seperti nila hanya Rp. 20.000 – Rp. 25.000, dan ikam mas hanya Rp. 20.000/kg. ditempat saya.
Dari hal diatas saya melakukan beberapa percobaan dalam pembuatan pakan ikan untuk meningkatkan hasil produksi khususnya untuk usaha perikanan yang saya geluti. Dari beberapa pecobaan selama 1 tahun terakhir ini saya menemukan pakan ikan yang nilai gizinya cukup baik. Dalam hal ini saya mendapatkan bahwa Eceng gondok dapat di jadikan pakan ikan dilihat dari komposisi kimianya, lihat uraian dibawah :
Kandungan dalam Enceng Gondok
Komposisi kimia daun Eceng gondok.
1.     Bahan Kering                                                     : (BK ) 83,34
2.     Protein Kasar (PK )                                          : 40 %
3.     Serat Kasar (SK )                                               : 15,25
4.     Lemak Kasar (LK)                                              : 3,67
5.     Bahan Ekstak Tanpa Nitrogen (BETN)             : 31,53
6.     Kalsium (Ca)                                                       : 1,81
7.     Posfor (P)                                                            : 0,52
8.     Abu                                                                    : 16,46
9.     Energi kasar (GE)                                              : 33,84 Kal/gr

Sumber : 1) Lab. Balitnak Bogor (komunikasi pribadi, 2001)

Disamping itu daun eceng gondok mengandung mineral yang cukuptinggi. Menurut SUPARNO (1979) yang disitasi oleh HARTADI et al.(1985) daun eceng gondok mengandung kalsium lebih tinggi dari pada batang, dan akarnya. Kalsium dalam daun berguna untuk menetralkan asam organik hasil metabolisme (seperti asam oksalat) yang bersifat racun bagi ternak .LITTLE (1968) dalam SUHARSONO (1979) melaporkan bahwa daun eceng gondok diperkaya dengan kandungan karotennya yang cukup tinggi sekitar 109.000 IU /100 gram. Hijauan eceng gondok dalam penggunaannya juga dapat dibuat sebagai konsentrat protein daun (KPD). KPD eceng gondok biasanya mengandung protein kasar 40 % . Tiga perempat (3/4) bagian merupakan protein murni (true protein) clan nilai biologinya berada di antara kedelai dan air susu. KPD berwarna hijau, dari segi palabilitas akan lebih menguntungkan jika dicampur dengan bahan pakan lainnya (HARTADI et al., 1985).

Dalam bidang lain eceng gondok telah dimanfaatkan untuk pakan ternak seperti ayam, dan itik, dari hal tersebut saya mencoba untuk membuat pakan ikan (pelet) dari eceng gondok sebagai suplemen nabati selain suplemen hewani yang berasal dari tepung ikan, tepung darah, dan tepung kepala udang. Dari hasil yang saya peroleh menunjukkan pertumbuhan ikan terutama pada ikan nila sangat baik.

Cara Pembuatan Pakan Ikan Dari Eceng Gondok

Eceng gondok yang akan digunakan sebagai suplemen nabati diambil daun dan pelepahnya 5 cm dari bawah daun. Selanjutnya dipotong-potong dan dikeringkan di bawah sinar matahari. Setelah kering digiling untuk dijadikan tepung. Selanjutnya dilakukan penambahan dengan tepung ikan sebagai suplemen hewani (Dua komponen tersebut merupakan bangsal B).
Kemudian bangsal B tersebut ditambahkan dengan bangsal A, dimana bangsal A ini diambil dari dedak halus dan, tepung tapioka atau bisa juga digunakan tepung terigu. Selanjutnya ketiga komponen dari yaitu bangsal B dan, bangsal A diaduk sehingga semua adonannya menjadi homogen dan, dilakukan pembuatan pelet ikan seperti mana biasanya.

Penggunaan pakan dari eceng gondok ini saya lakukan di Desa Betung Kuning,  Kabupaten Kerinci, Propinsi Jambi dengan Suhu ruang rata-rata 27-290C, suhu air pada saat hujan rata-rata 21-220C, suhu air pada saat panas 23-250C, pH air 6-7, dengan curah hujan rata-rata 800-3000mm/tahun. Saya mendapatkan hasil bahwasanya ikan nila yang mengonsumsi pakan dari eceng gondok memiliki laju pertumbuhan yang baik yaitu dari ukuran benih 3-5mm dalam waktu 1 minggu dapat mencapai ukuran 5-8mm, hasil tersebut sangat memuaskan. Untuk daerah lain dengan suhu yang lebih tinggi dan, lebih stabil memungkinkan laju pertumbuhan ikan lebih cepat. Terima kasih. 

CATATAN:
1.      Bangsal A, yaitu Jumlah nilai Protein dibawah 20% dibagi jumlah jenis bahan
2.      Bangsal B, yaitu Jumlah nilai Protein diatas 20% dibagi jumlah jenis bahan
3.      Sisa dari pembuatan pakan ikan dari eceng gondok berupa pelepah dapat dijadikan produk lainnya.

Tidak ada komentar: