PEMBUATAN
PAKAN IKAN (PELET) DARI ECENG GONDOK
Kebutuhan
masyarakat terhadap protein hewani makin meningkat, disertai dengan kesadaran
masyarakat untuk mengonsumsi daging ikan pun semakain tinggi. Dua tahun sudah saya
meninggalkan kampus tercinta Universitas Riau (UNRI), dan memulai usaha
dibidang perikanan yaitu budidaya ikan nila (Oreochromis niloticus) dengan hasil yang sangat memuaskan, hal itu
bukan dilihat dari berapa omset yang saya peroleh melaikan besarnya minat
masyarakat setempat untuk mengonsumsi ikan segar.
Selain
saya sendiri disekitar lingkungan tinggal saya sudah banyak masyarakat yang
membudidayakan beberapa jenis ikan, seperti nila, ikan mas, dan semah. Dengan system
konvensional atau pun dengan penerapan teknologi budidaya kolam air deras, dan
keramba jaring apung (KJA). Hasil yang diperoleh oleh petani ikan setempat
cukup menjanjikan. Namun sungguh disayangkan tingginya harga pakan buatan
(Pabrikan) yang dijual dipasaran sering menimbulkan permasalahan tersendiri
bagi petani ikan tersebut, dengan kisaran harga per zak Rp. 335.000 hingga Rp.
450.000, dimana hal ini menyebabkan masa panen ikan menjadi lebih lama karena
petani jadi ngirit dalam pemberian pakan, dan automatis menyebabkan coss produk
menjadi tinggi, sedangkan harga per kilo gram ikan seperti nila hanya Rp.
20.000 – Rp. 25.000, dan ikam mas hanya Rp. 20.000/kg. ditempat saya.
Dari
hal diatas saya melakukan beberapa percobaan dalam pembuatan pakan ikan untuk
meningkatkan hasil produksi khususnya untuk usaha perikanan yang saya geluti. Dari
beberapa pecobaan selama 1 tahun terakhir ini saya menemukan pakan ikan yang
nilai gizinya cukup baik. Dalam hal ini saya mendapatkan bahwa Eceng gondok
dapat di jadikan pakan ikan dilihat dari komposisi kimianya, lihat uraian
dibawah :
Kandungan dalam Enceng Gondok
Komposisi
kimia daun Eceng gondok.
1. Bahan Kering
: (BK ) 83,34
2. Protein Kasar (PK
)
: 40 %
3. Serat Kasar (SK
)
: 15,25
4. Lemak Kasar (LK)
: 3,67
5. Bahan Ekstak Tanpa Nitrogen (BETN) : 31,53
6. Kalsium (Ca)
: 1,81
7. Posfor (P)
: 0,52
8. Abu
: 16,46
9. Energi kasar (GE)
: 33,84 Kal/gr
Sumber
: 1) Lab. Balitnak Bogor (komunikasi pribadi, 2001)
Disamping itu daun eceng gondok mengandung mineral yang
cukuptinggi. Menurut SUPARNO (1979) yang disitasi oleh HARTADI et al.(1985)
daun eceng gondok mengandung kalsium lebih tinggi dari pada batang, dan
akarnya. Kalsium dalam daun berguna untuk menetralkan asam organik hasil
metabolisme (seperti asam oksalat) yang bersifat racun bagi ternak .LITTLE
(1968) dalam SUHARSONO (1979) melaporkan bahwa daun eceng gondok diperkaya
dengan kandungan karotennya yang cukup tinggi sekitar 109.000 IU /100 gram.
Hijauan eceng gondok dalam penggunaannya juga dapat dibuat sebagai konsentrat
protein daun (KPD). KPD eceng gondok biasanya mengandung protein kasar 40 %
. Tiga perempat (3/4) bagian merupakan protein murni (true protein)
clan nilai biologinya berada di antara kedelai dan air susu. KPD berwarna
hijau, dari segi palabilitas akan lebih menguntungkan jika dicampur dengan
bahan pakan lainnya (HARTADI et al., 1985).
Dalam bidang lain eceng gondok telah dimanfaatkan untuk
pakan ternak seperti ayam, dan itik, dari hal tersebut saya mencoba untuk
membuat pakan ikan (pelet) dari eceng gondok sebagai suplemen nabati selain suplemen
hewani yang berasal dari tepung ikan, tepung darah, dan tepung kepala udang. Dari
hasil yang saya peroleh menunjukkan pertumbuhan ikan terutama pada ikan nila
sangat baik.
Cara Pembuatan Pakan Ikan Dari Eceng
Gondok
Eceng gondok yang akan digunakan sebagai suplemen nabati diambil
daun dan pelepahnya 5 cm dari bawah daun. Selanjutnya dipotong-potong dan
dikeringkan di bawah sinar matahari. Setelah kering digiling untuk dijadikan tepung.
Selanjutnya dilakukan penambahan dengan tepung ikan sebagai suplemen hewani (Dua
komponen tersebut merupakan bangsal B).
Kemudian
bangsal B tersebut ditambahkan dengan bangsal A, dimana bangsal A ini diambil
dari dedak halus dan, tepung tapioka atau bisa juga digunakan tepung terigu. Selanjutnya
ketiga komponen dari yaitu bangsal B dan, bangsal A diaduk sehingga semua
adonannya menjadi homogen dan, dilakukan pembuatan pelet ikan seperti mana
biasanya.
Penggunaan pakan dari eceng gondok ini saya lakukan di Desa
Betung Kuning, Kabupaten Kerinci, Propinsi
Jambi dengan Suhu ruang rata-rata 27-290C, suhu air pada saat hujan
rata-rata 21-220C, suhu air pada saat panas 23-250C, pH
air 6-7, dengan curah hujan rata-rata 800-3000mm/tahun. Saya mendapatkan hasil
bahwasanya ikan nila yang mengonsumsi pakan dari eceng gondok memiliki laju
pertumbuhan yang baik yaitu dari ukuran benih 3-5mm dalam waktu 1 minggu dapat
mencapai ukuran 5-8mm, hasil tersebut sangat
memuaskan. Untuk daerah lain dengan suhu yang lebih tinggi dan, lebih stabil
memungkinkan laju pertumbuhan ikan lebih cepat. Terima kasih.
CATATAN:
1.
Bangsal A, yaitu Jumlah nilai
Protein dibawah 20% dibagi jumlah jenis bahan
2.
Bangsal B, yaitu Jumlah nilai
Protein diatas 20% dibagi jumlah jenis bahan
3.
Sisa dari pembuatan pakan ikan dari
eceng gondok berupa pelepah dapat dijadikan produk lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar